Selasa, 15 November 2011

Tentang Buah Pena

Pada sebuah karikatur: ujung bedil dan ujung pena beradu. 
Mana yang kalah..?? Jawabnya; pasti bedil yang kalah dan yang menang adalah ujung pena. Mengapa? Karena bedil cuma berdentum, lalu habis, sedangkan pena berbuah tanpa bunyi dan bisa dinikmati.


Bila pena sudah berbuah, ada yang senang karena disanjung, tapi tak sedikit yang khawatir merasa disindir. Majunya sebuah negeri tidak hanya diukur oleh alat-alat elektronik yang canggih atau komputer yang super. Maju atau “dalam”nya sebuah negeri justru diukur oleh kesusastraannya. 
Inilah kekayaan rohani negeri manapun. Teknik boleh terus maju, tetapi roh harus tetap hidup dan jaya. Roh semacam ini tersembunyi di dalam sastra, perbendaharaan negeri yang harus dipupuk.


Buah pena memang luar biasa. Walaupun berkali-kali dimakan api, dilarang beredar, masuk daftar hitam, atau diapakan saja, sekali lahir, buah pena tak mengenal usia, rohnya tetap hidup. 
Bisakah anda memberikan contoh paling nyata dari buah pena yang entah berapa tahun usianya.??

4 komentar:

  1. adalah buah pena Tuhan pencipta semesta alam sebaik2 nya roh dan jiwa luhur suci dan sebaik2 nya penuntun hidup ini dari sanalah sumber dr sgala buah pena yg semestinya,

    BalasHapus
  2. huhuhuhuhu.......yanies....

    BalasHapus