Selasa, 11 Desember 2012

Percakapan dengan Malam



Menyelinap dalam gelap malam, seorang perempuan muda melangkah ragu ke dalam taman itu. Di tangannya digenggamnya gamang, hatinya, yang baru saja dikoyaknya lepas dari dalam dadanya. Hati yang tercabik-cabik oleh berbagai cerita dan pengalaman. Perlahan dia berlutut, tak jauh dari rumpunan kembang sepatu berwarna merah darah, yang dulu ditanamnya untuk kekasihnya.

Tangannnya meraih sebuah sekop tangan kecil, lalu mulai ia menggali tanah gembur itu, terus dan terus, dalam dan semakin dalam ia menggali. Sesekali helaan nafas dan isaknya meningkahi sepi.

“Hei!” tiba-tiba ada suara menyentakkan keheningan malam.

Perempuan itu kaget, mencari arah suara itu. Ia mendongak. Di sana, di atas cabang pohon mangga yang jarang berbuah itu, Si Malam tampak bertengger. Mulutnya tersenyum lebar, seperti kucing Chesiree yang sudah kekenyangan. Senyum yang tanpa sukacita dan tanpa canda. Matanya bersinar seperti nyala bintang yang dingin.

“Apa yang sedang kau lakukan, cantik?” tanyanya

“Aku hendak mengubur hatiku, “ sahut perempuan itu sedikit terhisak

“Aha!” seru Si Malam dengan riang. “Seorang perempuan pemberani! Seorang yang bijak menyikapi kehidupan! Seorang yang tahu melihat kenyataan! Aku suka kau, cantik!”

Si Malam melompat turun dari cabang pohon itu, lantas menari-nari di sekitar perempuan muda itu. Gerak tubuhnya membuat angin berdesir, perempuan itu pun menggigil.

“Kalau aku boleh bertanya.,” lanjut Si Malam, “mengapa hendak kau kuburkan hatimu?”

“Karena aku letih dibebaninya dengan duka,” jawab perempuan itu tanpa semangat.

“Aku capek merasakannya tercabik-cabik. Aku bosan mengindahkan rintihannya.”

Si Malam bertepuk.

“Begitu! Memang begitulah hati. Terlalu polos dan bodoh ia, terbuka menerima semua perasaan yang berkedok keindahan. Apalagi perasaan bernama Cinta,” mencibir Si Malam.

“Bergegaslah, cantik. Kuburkan hatimu dalam, sedalam-dalamnya, “dorongnya, “biar habis dimakan cacing, busuk tak berbekas. Maka kau akan bebas merdeka.”

“Bebas merdeka?” ragu perempuan muda itu bertanya.

“Ya! Bebas merdeka dari tipuan dan ilusi bernama Cinta, “tegas Si Malam tanpa ragu.

“Ketahuilah, Cinta itu hanya permainan kata para Filsuf, yang tak pernah benar-benar mengalaminya. Hanya buah coretan para penyair, yang bahkan tak tahu kemana harus mencarinya.”

Perempuan muda itu mengerenyitkan keningnya.
“Tapi Cinta itu nyata, bukan ilusi, “katanya. “ Aku pernah mengalaminya.”

Si Malam menyeringai.

“Aku tahu kamu pernah mengalaminya, “katanya dengan sinis. “Justru karena kau pernah mengalaminya maka kau datang malam ini, membawa hatimu yang compang camping untuk kau kuburkan, bukan?”

“Dengarkan aku, cantik, “bujuk Si Malam. “Hatimu pernah dengan berharap mendambakan Cinta, kan? Cinta yang tanpa syarat. Cinta yang akan memberikan padamu kebahagiaan yang sejati. Yang mempunyai kekuatan bahkan atas maut.”

Perempuan itu mengangguk lesu.

Si Malam tergelak.

“Kau temukan? Aha! Kau menggeleng…aku tahu tak kau temukan. Karena memang itu tak ada! Hayo, bergegaslah, kuburkan hatimu dalam-dalam. Ketika kau bebas merdeka dari ilusi dan kebodohan bernama cinta, aku akan menjadi sahabat terdekatmu”

“Dalam heningku akan kau habiskan waktumu. Bersama si pungguk kau akan memandangi bulan. Bulan yang ajaib, yang sinarnya mampu menyelimuti semua warna menjadi keseragaman yang hitam dan putih.”

“Dalam gelapku kau bisa bermain dengan bayang-bayang, yang jujur, karena tak pernah akan menjanjikan sejuta warna pelangi.”

“Dalam dinginku, kau akan menemukan perhentian, istirahat yang damai. Tak akan ada lagu gempita membahanakan Cinta yang lalu merobek-robek damaimu.”

“Bergegaslah, cantik, “ demikian desak Si Malam.

“Hmmm, “gumam perempuan itu, masih ragu.

“Ah…tapi aku pernah merasakan Cinta. Dan aku ingat, ketika itulah aku merasakan hangatnya kebahagiaan. Aku ingat cahaya mentari pagi serasa mencium lembut wajahku, ketika ada Cinta di hatiku. Aku bisa mengerti arti nyanyian burung, dan aku bisa menari bersama angin, ketika ada Cinta di hatiku. Kamu salah! Cinta itu nyata, dan ia membuatku bahagia. Aku mencintai Cinta.”

“Bodoh, si cantik yang bodoh!” geram Si Malam. “Lihat hati yang terkoyak-koyaK digenggamanmu. Cinta yang menyebabkannya, tahu!”

Perempuan itu menekuri hatinya yang berdarah-darah itu.

“Kalau aku kuburkan hatiku, maka tak akan pernah lagi aku merasakan keindahan yang dibawa oleh Cinta.”

“Tipuan! Ilusi!”bentak Si Malam.

“Kalau aku kuburkan hatiku, maka esok tak akan membawa harapan baru yang menggairahkan lagi.”

“Madu palsu para penyair!” teriak Si Malam memecah keheningannya sendiri.

“Kalau aku kuburkan hatiku, maka kesunyian hanya akan menjadi sepi dan bukan keheningan yang damai. Suara-suara akan memekakkan telingaku tanpa membawa irama keceriaan. Matahari akan menggigit kulitku tanpa mengantarkan kehangatan yang menggairahkan.”

“Kalau kukuburkan hatiku, puisi akan bungkam, senandung akan bisu, dan musik akan menjadi riuh tak berirama.

Si Malam melolong.

Perempuan itu bangkit berdiri, didekapnya erat-erat hatinya. Diberikannya kepada Si Malam senyum termanisnya.

“Kalau kukuburkan hatiku, aku bahkan tak akan mampu menikmatimu, duh Malam. Aku akan buta terhadap peraknya cahaya bulan, dan tuli terhadap merdunya kerinduan si pungguk.”

“Racun Cinta telah mematikan nalarmu, Bodoh. Sengatnya melunturkan pengertianmu. Itu semua karena Cinta!” tangis Si Malam pecah.

“Benar, itu semua karena Cinta. Duh Malam, aku merindukan merasakan Cinta lagi, dan segala yang dibawanya. Tidak, tak akan kukuburkan hatiku.”

Lalu ia berlalu, cepat, melintasi gelap malam, mencari sumber cahaya dan kehangatan, meninggalkan Si Malam yang dengan geram mengacungkan tinjunya
.
“Bodoh! Perempuan bodoh! Tapi, aku akan menantikanmu, kamu akan kembali menemuiku, kamu dengar?!”

“Kamu akan kembali terisak-isak di pangkuanku kelak. Kembali menyembunyikan sembab matamu dalam kegelapanku!”

Namun dari kejauhan, sayup terdengar dendang perempuan itu. Ia menanti kembalinya Cinta untuk memulihkan hatinya yang tadi terkoyak itu.

diujung tahun 2012
pada sebuah notes di FB 
for someone..:*

Senin, 29 Oktober 2012

Broken wings




Wahai langit... 
Tanyakan pada-Nya mengapa Dia menciptakan sekeping hati ini... 
Begitu rapuh dan mudah terluka... 
Saat dihadapkan dengan duri2 cinta begitu kuat dan kokoh... 
Saat berselimut cinta dan asa...  
Mengapa Dia menciptakan rasa sayang dan rindu di dalam hati ini... 
Mengisi kekosongan didalamnya menyisakan kegelisahan akan sosok sang kekasih menimbulkan segudang tanya... 
Menghimpun berjuta asa... 
Memberikan semangat juga meninggalkan kepedihan yang tak terkira...

Mengapa Dia menciptakan kegelisahan dalam jiwa...
Menghimpit bayangan... 
Menyesakkan dada... 
Tak berdaya melawan gejolak yg menerpa... 
Wahai ilalang... 
Pernahkah kau merasakan rasa yg menyiksa ini? Mengapa kau hanya diam... 
Katakan padaku... 
Sebuah kata yg bisa meredam gejolak jiwa ini... 
Sesuatu yg dibutuhkan raga ini... 
Sebagai pengobat rasa sakit yg tak terkendali... 
Desiran angin membuat berisik dirimu... 
Seolah ada sesuatu yg kau ucapkan padaku... 
Aku tak tahu apa maksudmu... Hanya menduga... 
Bisikanmu mengatakan ada seseorang dibalik bukit sana...
Menunggumu dengan setia... 
Menghargai apa arti cinta... 
Hati terjatuh dan terluka... 
Merobek malam menoreh seribu duka...

Kukepakkan sayap - sayap patahku... 
Mengikuti hembusan angin yg berlalu... 
Menancapkan rindu... 
Di sudut hati yg beku... 
Dia retak, hancur bagai serpihan cermin... 
Berserakan... 
Sebelum hilang diterpa angin... 
Sambil terduduk lemah ku coba kembali mengais sisa hati... 
Bercampur baur dengan debu... 
Ingin ku rengkuh... 
Kugapai kepingan di sudut hati... 
Hanya bayangan yg kudapat... 
Ia menghilang saat mentari turun dari peraduaannya... 
Tak sanggup kukepakkan kembali sayap ini... 
Ia telah patah... Tertusuk duri yg tajam... 
Hanya bisa meratap... Meringis... Mencoba menggapai sebuah pegangan.....



 "Sayap Sayap Patah" (Kahlil Gibran)

Kamis, 16 Agustus 2012

Chatting with Abdullah...


Cuwot Bocah Ndeso: Assalamu'alaikum wr.wb

mnsdhiaz: Walaikumsalam wr.wb
mnsdhiaz: gipain cah..(icon nyengir)

Cuwot Bocah Ndeso: lg kojom mbek njenengan nyambi nonton tipi
Cuwot Bocah Ndeso: yu ngerti rung nek dalam diri manusia itu ternyata ada 3 tahta 

mnsdhiaz: apa itu 

Cuwot Bocah Ndeso: mosok lali yu aku ae sinau soko njenengan lho
Cuwot Bocah Ndeso: (icon nyengir)

mnsdhiaz: hadeuhh..

Cuwot Bocah Ndeso: tahta pertama ada di akal, kedua singgasana hati dan terakhir kerajaan malu (farji)
Cuwot Bocah Ndeso: sopo wonge iso bertahta dan pandai mengatur ke3 nya  insyaalloh ayem tentrem tur slamet
insyaalloh rangkuman dari iyya 'ulumudin pada hakekatnya isinya itu yu
Cuwot Bocah Ndeso: ya itulah isi manusia yg kupahami 

mnsdhiaz: contoh implemansi dalam kehidupan sehari2 apa cah

Cuwot Bocah Ndeso: kebanyakan orang terlalu patuh dg hati (emosi) padahal ia mesti balancing dg akal 

mnsdhiaz: berarti..

Cuwot Bocah Ndeso: bgitu banyak ayat Alloh "inna fi dzalika liayyatiliqoumi yatafakkarun" sungguh yg demikian adalah bukti kekuasaan tuhan bg kaum yg mau berfikir
Cuwot Bocah Ndeso: yu bagaimana pendapatmu ttg cinta 

mnsdhiaz: cinta yg spt apa neg
 mnsdhiaz: skrg dhz ty yaa

Cuwot Bocah Ndeso: cinta universal 

mnsdhiaz: siapa yg layak mendapat cinta pertama

Cuwot Bocah Ndeso: yg layak mendapat cinta pertama adalah hati yg mengerti 

mnsdhiaz: hemz
mnsdhiaz: lebih konkret donk

Cuwot Bocah Ndeso: bgini yuuu,, orang akan memberikan cintanya kepada apa yg pertama kali ia mengerti bhw sesuatu itu memang layak mendapat cinta pertama 

mnsdhiaz: (menyimak)

Cuwot Bocah Ndeso: artinya yg berhak mendapat cinta pertama ya cinta itu yu 

mnsdhiaz: uraian kmu tadi dah hampir mengena
mnsdhiaz: tapi kmu belom memberi contoh yg real

Cuwot Bocah Ndeso: oke mau contoh ta yu 

mnsdhiaz: ho oh

Cuwot Bocah Ndeso: sungguh stiap hati yg dilahirkan ia mengenal sang maha cinta yg menciptakannya, hanya saja setelah ia lahir didunia cinta pertama yg ia temui kebanyakan dr orang tuanya makanya kebanyakan manusia memberikan cinta pertama kepad ibu bapak dan keluarganya, disanalah cinta tuhan pertama kali di ajarkan,
Cuwot Bocah Ndeso: sungguh jawaban sdh ada yu meski bukan lewat aku, tp yg pinter sesungguhnya adalah yg mencari jawaban dar tanyanya 

mnsdhiaz: ho oh

Cuwot Bocah Ndeso: tp kebanyakan manusia terbuai oleh cinta2 kecil yg mestinya mengajari ia ttg cinta sejati malah meninggalkan sang maha cinta yu

mnsdhiaz: bukankah itu manusiawi, cah

Cuwot Bocah Ndeso: manusiawi hanyalah kata temuan manusia yu untuk menutupi kelemahannya 

mnsdhiaz: (termenung)

Cuwot Bocah Ndeso: manusiawi itu produk dr ego 

mnsdhiaz: yaa karena memang diciptakan mempy nafsu, nd akal cah
mnsdhiaz: tergantung dari kita untuk mengolah kedua hal itu

Cuwot Bocah Ndeso: ya tu yu mulane sopo sing iso ngrajani 3 perkoro iku akal, hati lan farji insyaalloh wong kang slamet


with my regreat nd respect..thx alot  for Abdullah...

Rabu, 15 Agustus 2012

Chatting dengan Tuhan...BUZZ!



BUZZ!

TUHAN : Kamu memanggilKu ?

AKU : Memanggil-Mu ? Tidak.. Ini siapa ya ?

TUHAN : Ini TUHAN. Aku mendengar doamu. Jadi Aku ingin berbincang-bincang denganmu.

AKU : Ya, saya memang sering berdoa, hanya agar saya merasa lebih baik. Tapi sekarang saya sedang sibuk, sangat sibuk.

TUHAN : Sedang sibuk apa ? Semut juga sibuk !.

AKU : Nggak tau ya. Yang pasti saya tidak punya waktu luang sedikit pun. Hidup jadi seperti diburu-buru. Setiap waktu telah menjadi waktu sibuk.

TUHAN : Benar sekali. Aktivitas memberimu kesibukan. Tapi Produktifitas memberimu hasil. Aktifitas memakan waktu, Produktifitas membebaskan waktu.

AKU : Saya mengerti itu. Tapi saya tetap tidak dapat menghindarinya. Sebenarnya, saya tidak mengharapkan Tuhan mengajakku chatting seperti ini.

TUHAN : Aku ingin memecahkan masalahmu dengan waktu, dengan memberimu beberapa petunjuk. Di era internet ini, Aku ingin menggunakan medium yang lebih nyaman untukmu daripada sekedar lewat mimpi, misalnya.

AKU : Oke, sekarang beritahu saya, mengapa hidup jadi begitu rumit ?

TUHAN : Berhentilah menganalisa hidup. Jalani saja. Analisa-lah yang membuatnya jadi rumit.

AKU : Kalau begitu mengapa kami manusia tidak pernah merasa Senang ?

TUHAN : Hari ini adalah hari esok yang kamu khawatirkan kemarin. Kamu merasa khawatir karena kamu meng- analisa. Merasa khawatir menjadi kebiasaanmu. Karena itulah kamu tidak pernah merasa senang.

AKU : Tapi bagaimana mungkin kita tidak khawatir jika ada begitu banyak ketidakpastian.

TUHAN : Ketidakpastian itu tidak bisa dihindari. Tapi kekhawatiran adalah sebuah pilihan.

AKU : Tapi, begitu banyak rasa sakit karena ketidak- pastian.

TUHAN : Rasa sakit tidak bisa dihindari, tetapi penderitaan adalah sebuah pilihan.

AKU : Jika Penderitaan itu pilihan,mengapa orang baik selalu Menderita ?

TUHAN : Intan tidak dapat diasah tanpa gesekan. Emas tidak dapat dimurnikan tanpa API. Orang baik melewati rintangan, tanpa menderita. Dengan pengalaman itu, hidup mereka menjadi lebih baik bukan sebaliknya.

AKU : Maksudnya pengalaman pahit itu berguna?

TUHAN: Ya. Dari segala sisi, pengalaman adalah guru yang keras. Guru pengalaman memberi ujian dulu, baru pemahamannya.

AKU : Tetapi, mengapa kami harus melalui semua ujian itu ? Mengapa kami tidak dapat hidup bebas dari masalah ?

TUHAN : Masalah adalah rintangan yang ditujukan untuk meningkatkan kekuatan mental. Kekuatan dari dalam diri bisa keluar dari perjuangan dan rintangan, bukan dari berleha - leha.

AKU : Sejujurnya ditengah segala persoalan ini, kami tidak tahu kemana harus melangkah …

TUHAN : Jika kamu melihat keluar, maka kamu tidak akan tahu kemana kamu melangkah. Lihatlah ke dalam. Melihat keluar, kamu bermimpi. Melihat kedalam, kamu terjaga. Mata memberimu penglihatan. Hati memberimu arah.

AKU : Kadang - kadang ketidak berhasilan membuatku menderita. Apa yang dapat saya lakukan ?

TUHAN : Keberhasilan adalah ukuran yang dibuat oleh orang lain. Kepuasan adalah ukuran yang dibuat olehmu sendiri. Mengetahui tujuan perjalanan akan terasa lebih memuaskan daripada mengetahui bahwa kau sedang berjalan. Bekerjalah dengan kompas, biarkan orang lain bekejaran dengan waktu.

AKU : Di dalam saat sulit, bagaimana saya bisa tetap termotivasi ?

TUHAN : Selalulah melihat sudah berapa jauh kamu berjalan, daripada masih berapa jauh kamu harus berjalan. Selalu hitung yang harus kau syukuri, jangan hitung apa yang tidak kau peroleh !.

AKU : Apa yang menarik dari manusia ?

TUHAN : Jika menderita, mereka bertanya "Mengapa harus aku ?". Jika mereka bahagia, tidak ada yang pernah bertanya "Mengapa harus aku ?".

AKU : Kadangkala saya bertanya, siapa saya, mengapa saya disini ?

TUHAN : Jangan mencari siapa kamu, tapi tentukanlah ingin menjadi apa kamu ?. Berhentilah mencari mengapa saya di sini. Ciptakan tujuan itu. Hidup bukanlah proses pencarian, tapi sebuah proses penciptaan.

AKU : Bagaimana saya bisa mendapat yang terbaik dalam hidup ini ?

TUHAN : Hadapilah masa lalumu tanpa penyesalan. Peganglah saat ini dengan keyakinan. Siapkan masa depan tanpa rasa takut.

AKU : Pertanyaan terakhir. Seringkali saya merasa doa-doaku tidak dijawab.

TUHAN : Tidak ada doa yang tidak dijawab. namun seringkali memang jawabannya adalah TIDAK !!.

AKU : Terima Kasih Tuhan atas chatting yang indah ini.

TUHAN : Oke. Teguhlah dalam iman, dan buanglah rasa takut. Hidup adalah misteri untuk dipecahkan, bukan masalah untuk diselesaikan. Percayalah pada-Ku. Hidup itu indah jika kamu tahu cara untuk hidup.

..dipenghujung Ramadhan..


 di kutip dari http://yaskum.info

Rabu, 01 Agustus 2012

Awal ~ Akhir

Sungguh..

Penghayatan rasa ini semakin dalam tuk menuntaskan episode demi episode cerita dalam kisah kehidupan
Sekedar melakoni tanpa mampu melawan kehendak semesta
Berjalan dan berlari menuntaskan skenario yang masih
dan masih terhubung benang merah
Yang semakin berakar dan berkarat
Menggeliatku di dera rindu
Menggelitik hatiku demi waktu yang tak berujung —

J. Ruskin..
' Kau harus menjadi lentera bagi dirimu sendiri . Mendekatlah pada Cahaya didalam dirimu , maka kau tidak perlu mencari naungan lain , 'karena pula Jiwa adalah cermin yang dengannya kau melihat pantulan kecerdasan illahimu jua ---

Minggu, 10 Juni 2012

sOn4t4

Do
Adakah kau saksikan aku mendengarkanmu ?
Padahal aku tidak bisa mendengarkanmu. Tetapi aku ingin kau tau bahwa aku sedang mendengarkanmu.
Padahal kau tidak bisa menyaksikan aku sedang mendengarkanmu. 
Tetapi kau bisa mendengarku seperti aku bisa menyaksikanmu.
Baiklah.
Akan kuceritakan saja kepadamu.
Kusaksikan kau melentingkan denting di dalam hening, di dalam sunyi yang meraja.
Bertakhta dengan mahkota sepi. Karena tidak ada sebuah suara pun yang mampu kutangkap.
Tetapi aku mampu menyaksikan kau menusukkan senyap dari matamu, mata tanpa warna.

Re
Jangan lupa, di sini ada yang gelisah.
Di sini sepi. Terlalu sepi sampai menggelisahkan. Bagaimana denganmu ? 
Kurasa kau tidak pernah merasa sepi karena kau punya tuts-tuts yang menciptakan lagu.
Adapun tuts-tuts yang kumiliki selalu bertanya sendiri, menjawab sendiri, berbicara sendiri.
Tetapi sejak mengenalmu, aku jadi suka berbicara padamu, bercerita untukmu, bertanya padamu, menanti jawabanmu. Walau tidak ada satu bunyi pun yang kudengar darimu. Tetapi bukankah kau mendengarku?
Kau tidak perlu melihatku seperti aku melihatmu. Karena aku malu bila kau bisa melihat gelisah di mataku.
Gelisah yang sudah terlalu lelah mendesah. Tentang malam yang semakin terasa panjang dan aku terjebak di dalamnya. Gelisah hendak bercerita padamu. 
Apakah kau juga punya rasa gelisah yang sama?  

Mi
Kuceritakan tentang seorang lelaki yang begitu rajin mengumpulkan reremahan serbuk. 
Itu remuk-remuk yang tak pernah diperhatikan orang. Tetapi dipadatkannya menjadi batang arang yang menebarkan hangat dari baranya. Berwarna hitam kemerahan. 
Seperti hati yang menyimpan kerinduan. Ketika api menyalakannya, ia tidak menghanguskan. Tetapi lebam menjadi merah yang legam. Hanya menimbulkan bunyi gemeretak yang terdengar malu-malu.
Jangan kemana-mana. Jangan ada siapa-siapa. Jangan ada apa-apa.
Hanya kita di sini, diam saja, mendengar suara cinta.
Bukankah di dalam cinta, kebungkaman lebih berarti daripada percakapan ?

Fa
Padamkan nyalanya! Padamkan nyalanya!
Itu suara terakhir yang ditangkap gendang telingaku. Karena setelah itu yang bisa kudengar hanyalah senyap yang merayap. Tidak pelan-pelan. Tetapi langsung menguasai seluruh alam semesta.   
Tidak ada suara angin berciuman dengan dedaunan, tidak ada suara air yang menyentuh bebatuan, tidak ada suara awan yang berpelukan dengan hujan, tidak ada suara kemarahan, tidak ada suara tangisan, tidak ada suara kerinduan. 
Aku menjadi sang sepi yang sendirian. Menjadi maharaja sunyi.
Tapi, taukah kau bagaimana rasanya terbakar ?
Rasanya begitu sepi.
Bisakah kau memadamkannya ?

Sol
Maka aku tidak perlu kau bisa menyaksikanku. Aku tidak perlu matamu untuk memandangku.
Bukankah cinta memang buta? Cinta tidak perlu mata. Cukup telinga untuk mendengarkan apa kata suara. Suara cinta.
Aku juga tidak perlu telinga. Bukankah cinta juga tuli? Cinta juga tidak perlu telinga untuk mendengarkan terlalu banyak kata-kata. Cukup hati yang bicara. Bicara cinta. 
Jadilah kita sepasang kekasih yang diam-diam saja di sini. Seperti penulis tuli yang jatuh cinta kepada pianis buta. Memang tidak perlu ke mana-mana bukan? Bukankah kau selalu mendengarkanku seperti aku setia menyaksikanmu?

La
Matamu adalah mata lelaki yang memanah matahari. 
Bidikanmu tepat mengenai jantung matahari. Meledak jatuh menghujanimu dengan pijar-pijarnya. Ada letupan yang jatuh dimatamu.
Sangat menyilaukan sampai kau tidak mampu melihat yang lain kecuali kemilau. Letupan lain menembus hatimu. Meluluhkan. Maka beku di hatimu menjadi banjir. Membanjir sampai ke hatiku juga. Lalu aku hanyut mengalir di banjirmu.

 Si
Tidak ada cinta yang pilu. Cinta selalu merdu. 
Aku gembira bila bisa membuatmu gembira. 
Tapi, apakah kau masih akan cinta padaku? Bila kau bisa meraba parut di seluruh wajahku? 
Oh, kau membuatku ingin menangis!
Aku takut rindu ini akan menjauh. 
Aku takut kehilanganmu! 


Do
Aku takut kau berhasil membacaku. Lalu kau tahu bahwa aku cuma sebuah cerita usang yang tidak menarik. Aku cuma sebuah buku kumal, lecek, berdebu dan sudah sobek-sobek. Kau pasti malas untuk membacaku sampai halaman terakhir. Mungkin kau hanya sampai pada halaman-halaman pertama, lalu kau akan menghentikan dan menggeletakkannya.
Kupejamkan mataku untuk mengatasi rasa takutku.  
Aku tidak siap bila harus kehilanganmu.
Kemudian, kau mainkan lagu di atas rambut, kening, mata, bibir, dada, sampai kakiku. Kau membuatku menukik ke tangga nada tertinggi dan meluncur ke tangga nada terendah. 
Gemetarku karena nada-nadamu yang kejar mengejar itu.


Do re mi fa sol la si do
Ketika kau selesai membacaku, rasanya, aku mendengar desar yang menjadi sonata paling indah.

Karya : Lan Fang  (Cerpen Indonesia Terbaik 2009)
 

Rabu, 23 Mei 2012

H.1.M

Tomorrow and today are the same for me
I still need him to be happy
And this is my destiny
That's what I always see

But what kind of man is he
I really don't know exactly
He said, I am so sweety
But he never gave identity
Makes me still confuse maybe
I know he is so lovely
Last night I saw him by the sea

Maafkan aku
karena telah mencintaimu lebih dari seharusnya
karena telah menunjukkan cintaku
dengan cara yang tidak pernah bisa engkau baca

Sebab
Telah kuikat erat-erat kedua sayapku
agar tak mengepak dan membawaku terbang
lebih jauh dari tempatku bersembunyi

Telah kututup rapat-rapat bilik hatiku
agar tak tembus kehangatan lain selain kehangatanmu

Telah kurekatkan serekatnya tiap sudut bingkai hidupku
agar cukup sudah cinta, sepenuhnya.

Telah kukatupkan rapat kesepuluh jariku, serapatnya
agar lebih lama terasa hangat jari-jarimu

Tapi
aku harus cepat pergi dari hatiku sendiri
aku harus menusuk tajam jantungku
sebab cinta ini lebih kuat dari kehidupan
bahkan dari kehidupanku sendiri
aku tak lagi mampu membuatku hidup

Aku menunggu bisu malam
menjemputku pulang
 

Notes di Facebook 23-05-2012
(--pada sebuah mimpi--)